Contoh Khat Tsuluts |
Bismillah....
Kali ini kita akan membahas tentang khat Tsuluts. Jika kita melihat gambar tersebut, pasti tidak asing lagi dimata kita. Yup.. betul sekali, khat ini adalah jenis tulisan yang paling banyak kita lihat, khususnya orang Indonesia, mengapa demikian? karena khat inilah yag paling banyak di gunakan untuk penulisan dekorasi di Mesjid, Musholah dll. Dinamakan Sulus karena ditulis
dengan kalam atau pulpen yang ujung pelatuknya dipotong dengan ukuran sepertiga
(sulus) goresan kalam. Ada pula yang menamakan “khat Arab” karena gaya ini
merupakan sumber pokok aneka ragam kaligrafi Arab yang banyak jumlahnya sesudah
khat Kufi.
Khat Sulus yang banyak digunakan
untuk dekorasi dinding dan aneka media karena kelenturannya, dianggap paling
sulit dibandingkan gaya-gaya lain, baik dari sudut kaedah maupun proses
penyusunannya yang menuntut harmoni.
Dalam rentan perjalanan sejarah,
Sulus berkembang kepada beberapa gaya dengan mengambil nama-nama, diantaranya:
* Khat Tumar
Khat yang diciptakan oleh Qutbah
al-Muharrir yang tumbuh dan berkembang di masa Bani Umayyah ini biasa ditulis
dalam ukuran besar dengan aturan-aturannya yang simpel. Khat ini sangat cocok
untuk dekorasi dinding atau media-media berukuran besar. Para khattat Turki
menamakannya Jali Tsuluts atau Tsuluts Besar. Tumar atau Tamur jamaknya Tawamir
bermakna sahifah (lembaran atau manuskrip). Khat Tumar artinya khat yang
ditulis di lembaran atau menuskrip
* Khat Muhaqqaq
Penciptanya adalah Ibnu Bawab
(413 H). Ibnu Bawab adalah kaligrafer masyhur setelah Ibnu Muqlah. Khat ini
hampir mirip dengan khat Tsuluts karena perbedaan keduanya sangat samar dan
hanya dapat diketahui oleh ahli khat yang cermat. Pada perkembangannya, khat
ini semakin redup dan jarang sekali digunakan, sehingga posisinya digeser oleh
Khat Tsuluts.
* Khat Rayhani
Khat Raihani |
* Khat Tawqi’
Tawqi' artinya tanda tangan,
karena para khalifah dan perdana menteri senantiasa menggunakan Tawqi' untuk
menandatangani perbagai naskah mereka. Diciptakan oleh Yusuf al-Syajari (825
M). Lalu berkembang di tangan Ahmad ibn Muhammad yang dikenal dengan Ibnu
Khazin (1124 M) sebagai murid generasi kedua Ibnu Bawab. Yang membedakan
Tsuluts dengan Tawqi' adalah ukuran Tawqi' yang selalu ditulis sangat kecil.
Bentuk yang menyerupai Tawqi' adalah Tugra' atau Turrah yang pada awalnya
berfungsi sebagai cap dan lambang sultan-sultan Usmani dengan ukuran yang
bervariasi.
* Khat Riqa’ atau Ruqa
Riqa' jamaknya Ruq'ah artinya
lembaran daun kecil halus yang digunakan untuk menulis khat tersebut. Gaya ini
diciptakan oleh al-Ahwal al-Muharrir yang diolahnya dari Khafif Tsuluts.
Sebagian sejarawan menamakan gaya ini dengan khat Tawqi', namun yang lebih
benar adalah bahwa Riqa' pun diolah pula dari Tawqi'. Ukuran Riqa' lebih kecil
dari Tawqi' dan digunakan khusus untuk menyalin teks-teks kecil dan penyajian
kisah.
* Khat Sulusaini
Diciptakan oleh saudara Yusuf
al-Syajari bernama Ibrahim al-Syajari (200 H) di zaman Bani Abbas. Ibrahim
membuat kaedah Tsulusain dari khat yang sudah ada semenjak dahulu yaitu khat
Jalil. Tsulusain berarti dua pertiga, karena ditulis dengan kalam yang ujung
pelatuknya dipotong seukuran dua pertiga lebar goresan kalam, sedikit lebih
kecil dari khat Tumar yang ditulis sangat besar.
* Khat Musalsal
Diciptakan oleh al-Ahwal
al-Muharrir dari keluarga Barmak di zaman Bani Abbas. Sebagian huruf-huruf khat
ini saling berhubungan, oleh karena itu beberapa sejarawan modern menamakannya
khat Mutarabit yang berarti saling ikat atau berikatan.
* Khat Sulus Adi
Pencipta khat ini adalah Ibrahim
al-Syajari diawal abad ke-3 H di zaman Bani Abbas. Dalam beberapa kamus bahasa
Arab disebutkan, "anna al-sulusiyya min al-khuttut huwa al-galiz
al-huruf" (sepertiga dari khat adalah huruf yang sulit).
* Khat Sulus Jali
Jali artinya wadih (jelas).
Kejelasan dalam hal ini terletak pada lebar anatomi hurufnya yang lebih dominan
daripada jaraknya, dibandingkan dengan jarak yang lebih dominan daripada lebar
anatomi hurufnya dalam Tsuluts 'Adi. Dengan demikian, dalam Tsuluts Jali akan
tampak dengan jelas komposisi huruf yang bertumpuk memadati ruang media yang
ditulis. Khat ini banyak digunakan untuk menulis judul-judul dan media seni
yang permanen.
* Khat Sulus Mahbuk
Mahbuk artinya terstruktur atau
tersusun rapi, yang diukur menurut keindahan pembagian (husn al-tawzi') dan
aturan komposisi (ikham al-tartib). Keindahan pembagian dicirikan dengan tidak
adanya kelompok huruf yang bertumpujk di satu tempat sementara tempat lain
terlalu kosong sehingga mendorong khatta memperbanyak dan mengisinya dengan
syakal dan hiasan untuk mensari keseimbangan. Sedangkan aturan komposisi adalah
ketepatan memposisikan kata, huruf dan titik di tempat-tempat yang strategis.
* Khat Sulus Muta’assir bil Rasm
Beberapa khattat atau kaligrafer
berusaha menggubah aksara Arab kepada bentuk visual yang bisa berbicara biar
lebih bervariasi sekaligus untuk menyeimbangkan antara ketaatan terhadap ajaran
agama dengan kesenangan menggambar, karena dalam Islam visualisasi mahluk hidup
secara jelas berlawanan dengan semangat dakwah agama tersebut untuk selalu
menjaga ketauhidan dan menjauhi kesyirikan.
Potensi huruf Arab yang sangat lentur dan mudah dibentuk mendorong para khattat menciptakan gambar-gambar simbol yang mengungkap kalimat-kalimat suci dan tauhid, sehingga kaligrafi diolah menjadi sarana menggambar yang terbebas dari visualisasi mahluk hidup secara terang-terangan. Khat yang dipengaruhi gambar ini akhirnya diterima dan populer di kalangan seniman muslim. Banyak ragam dan variasi aliran khat ini, yang secara bebas mengambil pola figural atau simbolik gambar manusia, binatang, tumbuhan dan benda-benda lainnya.
Potensi huruf Arab yang sangat lentur dan mudah dibentuk mendorong para khattat menciptakan gambar-gambar simbol yang mengungkap kalimat-kalimat suci dan tauhid, sehingga kaligrafi diolah menjadi sarana menggambar yang terbebas dari visualisasi mahluk hidup secara terang-terangan. Khat yang dipengaruhi gambar ini akhirnya diterima dan populer di kalangan seniman muslim. Banyak ragam dan variasi aliran khat ini, yang secara bebas mengambil pola figural atau simbolik gambar manusia, binatang, tumbuhan dan benda-benda lainnya.
* Khat Handasani
Gaya ini merupakan Tsuluts yang
menyusun huruf dan kata secara geometris (handasi) dan indah berdasarkan rasa
seni, sehingga menjadi dasar kekompakan, keserasian dan penyatuan sebuah karya.
* Khat Sulus Mutanazhir
Mutanazhir artinya saling
memantul. Dinamakan pula khat Tsuluts Mir'at (cermin), dimana yang berada
disamping kanan memantul ke samping kirinya, sehingga seolah diantara dua sisi
tersebut ada cermin. Khat ini dinamakan juga dengan gaya Ma'kus (memantul),
musanna (AC-DC atau dua dimensi) d an 'Aynali (saling tatap). Gaya ini tidak
lepas dari pengaruh kebudayaan muslim yang saling berbalas kebaikan dalam
kehidupan sehari-hari seperti salam dan menjawabnya.Semoga bermanfaat.. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar