Selasa, 06 Mei 2014

Khat Naskhi

Khat Naskhi  (Hadits Rasulullah)
Bismillah....
      Alhamdulillah, semoga kita semua masih diberi kenikmatan oleh Allah. Saya yakin, dalam hal kaligrafi, khat ini adalah yang paling mudah, pastinya anda bisa sedikit tersenyum karena mudah membacanya dibanding dengan khat lainnya.. hehe. mengapa demikian? tentu saja, karena ini adalah khat yang dipakai dalam tulisan Al Qur'anul Karim (mushaf). Tentunya sangat "mengharukan" jika ada seoarang yang mengaku muslim namun tak mengenalnya. Tulisan diatas adalah penggalan hadits dari Rasulullah saw, yang artinya, "Barangsiapa yang berian kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam". Artinya, ketika kita tak mempunyai kekuatan tuk berkata yang baik, maka tentunya diam adalah pilihan yang tepat, daripada kita mengatakan hal yang buruk, jika kita mengaku orang yang beriman.

      Khat Naskhi adalah tulisan yang sampai ke wilayah Arab Hijaz dalam bentuknya yang paling akhir, setelah lepas dari bentuknya yang kuno sebelum masa kenabian. Selanjutnya gaya tulisan yang semakin sempurna tersebut digunakan untuk urusan administrasi perkantoran dan surat-menyurat di zaman kekuasaan Islam. Pada abad ke-3 dan ke-4 hijriyah, pola-pola Naskhi bertambah indah berkat kodifikasi yang dilakukan Ibnu Muqlah (272-328 H).

     Para ahli sejarah beranggapan, bahwa Ibnu Muqlah adalah peletak dasar lhat Naskhi dalam bentuknya yang sempurna di zaman Bani Abbas. Di zaman kekuasaan Atabek Ali (545 H), usaha memperindah khat Naskhi mencapai puncaknya sehingga terkenallah gaya yang disebut Naskhi Atabeki yang banyak digunakan untuk menyalin mushaf al-Qur’an di abad pertengahan Islam, dan menggeser posisi khat Kufi kuno yang banyak digunakan sebelumnya. Khat ini disebut Naskhi karena para Khattat menulis mushaf al-Qur’an dan berbagai buku dengan menggunakan gayanya.
      Naskhi adalah tulisan yang sangat lentur dengan banyak putaran dan hanya memiliki sedikit sudut yang tajam seperti sudut-sudut Kufi. Sekarang huruf-huruf Naskhi menyebar di aneka penerbitan untuk mencetak buku, koran, dan majalah bahkan meluas menjadi huruf-huruf komputer.
     Dibandingkan dengan gaya lain, Naskhi lebih mudah digunakan untuk mengajari membaca para pemula. Ada kesepakatan, nahwa Naskhi membantu penulis menggoreskan penanya dengan cepat dibandingkan kaligrafi bergaya rumit semisal Sulus, karena huruf-hurufnya yang kecil dan pertemuan secara jelas goresan-goresan memanjangnya, didukung oleh harmoni huruf-huruf dan keindahan posturnya.

     Khat Naskhi, atau juga disebut khat badi', khat muqawwar, dan khat mudawwar, merupakan salah satu jenis kaligrafi yang sangat indah. Sesuai namanya (naskh artinya menyalin merupakan asal dari kata nuskhah atau naskah), khat naskhi banyak digunakan oleh para penulis naskah kitab kitab, dan mushaf mushaf .

    Ibnu Muqlah yang hidup pada abad ke 4 Hijriyah / 9 masehi, disebut sebut sebagai orang pertama yang meletakkan dan menyempurnakan dasar dasar khat naskhi. Setelah beliau, khat naskhi terus disempurnakan oleh para khattat dan Arab. Diantara tokoh tokohnya antara lain : Hafidz Usman yang telah membuatkan timbangan timbangan bagi keserasian huruf hurufnya, Muhammad Aziz Rifa'i yang memperkenalkan khat naskhi ke Mesir, Majid al Zuhri yang memperkenalkannya ke Irak. Dari Irak kemudian lahirlah kaligrafer besar Hasyim Muhammad al Baghdady, yang tulisan tulisannya banyak ditiru oleh kaligrafer masa kini.

      Diantara kelebihan Khat Naskhi adalah kejelasan bentuk bentuk hurufnya sehingga mudah dibaca, serta kemudahan dan kecepatannya dalam penulisan.Khat Naskhi pada masa kini menjadi font standar untuk pengetikan, majalah- majalah, koran, dan mushaf mushaf Al Qur'an.
Dalam pengajaran kaligrafi diseluruh dunia, khat naskhi adalah yang paling pertama diajarkan kepada para murid. Menguasai Khat Naskhi, dijadikan standar sebelum si murid mempelajari khat lainnya. Di Indonesia, Khat Naskhi menjadi tulisan wajib MKQ yaitu, cabang mushaf dan naskah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar