Bismillah....
Apa yang ada dalam pikiran ada ketika melihat tulisannya..?? pasti kebanyakan berkata "bacanya gimana y..?? ko' 'rame' banget..??" hehee.. Ini dia nih, khat Diwani Jali, ya.. kalau dilihat dari namanya sih, agak mirip memang dengan khat diwani, itu hal yang di maklumi, karena mereka bersaudara. :-D.
Khat Diwani Jali merupakan salah
satu gaya kaligrafi yang dibuat oleh masyarakat Turki Usmani hasl olahan
kaligrafer Syahlan Pasha. Gaya ini dianggap sebagai hasil pengembangan dari
khat Diwani ‘Adi. Jali artinya jelas. Baik Diwani ‘Adi maupun Diwani Jali
dua-duanya disebut khat Humayuni dan khat Muqaddasi. Humayun maksudnya
raja-raja Humayun, sedangkan Muqaddas artinya disucikan, karena gaya ini khusus
dipakai menulis para sultan dan sultan adalah bayang-bayang Tuhan di bumi.
Diwani Jali yang semula banyak digunakan untuk menulis naskah, sertifikat, dan
korespondensi anatar negara oleh para sultan Turki Usmani, berkembang dan
semakin halus menjadi tulisan hias pada abad ke-19 dan 20 terutama di tangan
para kaligrafer modern seperti Syeikh Muhammad Abdul Aziz al-Rifa’i dari Mesir,
Syeikh Nasib Makarim di Lebanon, dan Hasyim Muhammad al-Baghdadi di Irak.
Keindahan gaya ini tambah sempurna di tangan para master kaligrafi mutakhir
seperti Sayid Ibrahim dari Mesir, Muhammad Sa’ad Haddad dan Mus’ad Musthafa
Khudir al-Bursaid dari Mesir, Muhammad Sadiq al-Khayyat dari Syiria, Jawad
Sabti al-Najvi, Muhammad Izzat Kirkukli, Jasim al-Najvi, Walid al-‘Azmi dari
Irak.
Kelebihan dan karakter khas Diwani Jali dari Diwani ‘Adi adalah pada
penyematan tanda syakal dan hiasan titik yang memenuhi ruang tulisan dengan
bentuk titik segi empat (seperti titik-titik untuk Tsulus). Keindahannya justru
tidak tampak tanpa susunan geometris komponen-komponen yang padat tersebut.
Karena itu pula Diwani Jali ditulis dengan waktu yang agak lama. Banyak ragam
cara mengolah khat Diwani Jali, namun secara khusus khat Diwani Jali terbagi
kepada tiga bentuk pokok dengan sebutan yang berbeda-beda yaitu:
a. Khat Diwani Jali Mahbuk
Mahbuk artinya terstruktur atau
tersusun rapi, yang diukur menurut keindahan pembagian (husn al-tawzi’) dan
aturan komposisi (ihkam al-tartib) seperti pada khat Tsulus. Keseluruhan
bagaian dalam gaya ini tampil simetris, sama padatnya dengan jaraj-jarak antar
goresan yang dibuat seimbang sehingga tidak ada bagian yang lebih kosong atau
lebih padat dari bagian yang lain.
b. Khat Diwani Jali Humayuni
Meskipun Diwani dan Diwani Jali
dinisbahkan kepada nama Humayuni, namun gaya Diwani Jali Humayuni adalah
kaligrafi yang secara dikhususkan oleh para kaligrafer Turki untuk menulis
dokumen atau catatan kesultanan, sertifikat kerajaan, dan karya-karya seni yang
bersifat permanen. Diantaranya cirinya adalah bagian ujung tulisan yang menaik
seakan menggambarkan pucuk mahkota atau kekuasaan raja melebihi ketinggian
bagian-bagian sebelumnya yang bernada datar seperti umumnya rakyat biasa. Pada
akhir dari pucuk tulisan kerap ada tambahan goresan melengkung, seperti
gambaran kelebat sorban atau sayap mahkota kebesaran.
c. Khat Diwani Jali Zauraqi
Gaya ini merupakan Diwani Jali
yang dipengaruhi seni lukis. Dalam bidang ini, para kaligrafer punya tradisi
mengolah gaya tersebut dalam bentuk zauraq atau perahu. Ciri-ciri aliran Diwani
Jali Zauraqi adalah pada pemanjangan goresan huruf-huruf akhir kata-kata yang
mungkin bisa ditarik semakin cekung hingga ujung kalimat. Garis-garis memanjang
ini membentuk lapisan-lapisan kayu pada dinding perahu. Paling pucuk biasanya
ditambahi goresan menjulur ke bawah mirip navigasi,sedangkan sisa kata-kata
dierupakan muatan denga beberapa ujungnya menyelonjor ke arah air mirip dayung-dayung
yang bergerak hidup.
Dari berbagai sumber.
Semoga bermanfaat.. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar